Rahula,
anak tunggal Sang Buddha, juga menjadi bhikkhu. Ia adalah anggota
Sangha termuda. Semua bhikkhu menyayangi dan memanjakannya, namun Rahula
malah jadi semaunya. Kadang ia berbohong
(Come And See I, by Jing Yin - Ken Hudson - Yangfeng Liu, penerbit Karaniya & Ehipassiko)
hanya untuk bersenang-senang.
Suatu hari, Buddha berkata kepada Rahula, "Tolong ambilkan Saya sebaskom air. Saya ingin mencuci kaki." Setelah mencuci kaki, Sang Buddha bertanya kepada Rahula, "Rahula, maukah kau meminum air ini?" "Tidak, inikan air kotor!" Jawab Rahula.
Lalu Sang Buddha menyuruh Rahula membuang air itu. Buddha menasihati Rahula, "Kalau air jadi kotor, tidak ada yang mau meminumnya. Begitu pula, orang yang suka berbohong tidak akan disukai." Rahula menangis malu. Setelah kejadian itu, Rahula tidak pernah berbohong lagi.
Kita harus selalu mengatakan kebenaran.
Suatu hari, Buddha berkata kepada Rahula, "Tolong ambilkan Saya sebaskom air. Saya ingin mencuci kaki." Setelah mencuci kaki, Sang Buddha bertanya kepada Rahula, "Rahula, maukah kau meminum air ini?" "Tidak, inikan air kotor!" Jawab Rahula.
Lalu Sang Buddha menyuruh Rahula membuang air itu. Buddha menasihati Rahula, "Kalau air jadi kotor, tidak ada yang mau meminumnya. Begitu pula, orang yang suka berbohong tidak akan disukai." Rahula menangis malu. Setelah kejadian itu, Rahula tidak pernah berbohong lagi.
Kita harus selalu mengatakan kebenaran.
(Come And See I, by Jing Yin - Ken Hudson - Yangfeng Liu, penerbit Karaniya & Ehipassiko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar