Sabtu, 18 Agustus 2012

Sabda Buddha tentang Keyakinan dan Fanatisme


1.Sang Buddha dalam riwayat hidupnya tidak pernah mendesak secepatnya seseorang untuk menerima ajaran-Nya. Beliau malah akan menganjurkan untuk tidak tergesa-gesa menerima ajaran-Nya, bila Beliau berpendapat bahwa seseorang yang sedang dihadapi-Nya menerima Dhamma hanya karena gairah berlebihan, bukan didasarkan pada pemikiran yang matang. Sekali waktu, setelah diskusi yang lama, seorang tokoh yang bernama Upali berharap agar dapat diterima menjadi siswa oleh Sang Buddha, tetapi justru Sang Buddha berkata kepadanya:

Upali, telitilah secara mendalam terlebih dahulu.
Penelitian yang mendalam adalah sangat baik,
bagi orang yang terkenal seperti dirimu.
(Majjhima Nikaya I: 379)

2. Pengikut-pengikut tertentu dari setiap agama senantiasa berusaha untuk menonjolkan argumentasi dan bukti yang mendukung keyakinannya, dan berusaha menyembunyikan fakta-fakta yang saling bertentangan yang tidak mendukungnya, bahkan berusaha mengabaikan segi-segi yang kuat dari keyakinan yang tak dianutnya. Semestinya, demi untuk mendapatkan pengertian yang seimbang dan tidak memihak dari setiap sudut pandang, kita hendaknya mempertimbangkan argumentasi kedua pihak. Sang Buddha bersabda:

Tidak hanya atas dasar pendapat sepihak,
Seseorang akan dekat pada kebenaran.
Orang Bijaksana adalah mereka yang menyelidiki,
Ceritera dari kedua belah pihak.
(Dhammapada : 256)

3. Sekali waktu, dalam kehidupan Sang Buddha, ada kelompok bhikkhu yang mulai mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan Dhamma. Umat awam dan siswa-siswa menjadi bingung, dan ketika mereka mempertanyakan hal ini kepada Sang Buddha, Beliau memberi jawaban yang sekaligus menunjukkan keyakinan-Nya pada kebenaran sejati ajaran-Nya dan juga pada kemampuan umat manusia untuk dapat memahaminya. Beliau berkata kepada mereka:

Hendaknya engkau mendengarkan 'Dhamma' dari ke dua belah pihak, simaklah 'Dhamma' dari ke dua belah pihak; lalu pilihlah pandangan, pihak, ajakan dan ajaran dari dia yang benar mengucapkan Dhamma.
(Vinaya IV: 355)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar